Joomla 3 Templates by Varsity Jacket UK

Testimoni SR&DT Batch 3

Dibuat pada Rabu, 25 Januari 2017

Anggrita Yusanti, Maratua team batch 3

Selama saya mengenyam pendidikan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), bergabung dengan Student’s Research and Development Team (SR&DT) SIDI merupakan pengalaman emas yang pernah saya dapatkan. Sama halnya dengan emas yang berharga, menjadi salah satu bagian dari SR&DT Maratua merupakan pengalaman langka dan teristimewa yang mana tidak banyak didapatkan oleh mahasiswa ITS pada umumnya. Keistimewaan tersebut berasal dari begitu banyaknya ilmu dan pengalaman yang kami peroleh ketika mengunjungi Pulau Maratua. Memahami dan mendalami potensi pulau, serta menemukan solusi atas permasalahan yang kompleks merupakan suatu tantangan bagi kami. Berkat dukungan serta bimbingan para dosen dan profesor dari SIDI ITS dan Wismar University, alhamdulillah team kami memiliki pengalaman dalam mempresentasikan hasil riset diseminar kelas nasional hingga internasional. Bagi saya SR&DT merupakan wadah yang tepat bagi mahasiswa ITS untuk mengembangkan softskill dan hardskill. Karena totalitas merupakan kinerja yang dikerjakan mahasiswa ketika awal mendaftar SR&DT hingga akhir penyelesaian riset. Terimakasih SR&DT SIDI telah memberikan pengalaman yang begitu berharga, semoga hasil kerja keras tersebut dapat memberikan manfaat nyata bagi nusa dan bangsa Indonesia.

 

Kementerian Keautan dan Perikanan

 

Bappeda Sumenep

Kunjungan Ke Gunung Bromo dan Galangan Kapal

Dibuat pada Selasa, 27 September 2016

Rangkaian SIDI Week September berakhir dengan mengunjungi Gunung Bromo dan galangan kapal yang memproduksi perahu nelayan dengan menggunakan bahan fiber. Perjalanan menuju Gunung Bromo dimulai pada jam 18:00 dari jurusan Teknik Perkapalan kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Berhenti sejenak untuk makan malam bersama di restoran Tempo Doloes dan perjalanan dilanjutkan untuk menuju hotel tempat kami beristirahat. Kami tiba di hotel  pada pukul 00:30 dini hari, lokasi hotel kami sudah masuk dalam kawasan Bromo sehingga suhu udara terasa dingin. Kisaran suhu di Bromo pada musim kemarau adalah 5 – 6 derajat Celcius namun pada saat musim hujan suhu akan terasa sedikit lebih hangat. Menyaksikan matahari terbit adalah hal yang sangat ditunggu bagi para wisatawan ketika berkujung ke Gunung Bromo dan sudah bukan menjadi rahasia bahwa pesona Gunung Bromo adalah salah satu yang terindah di dunia.


Matahari terbit dapat disaksikan wisatawan mulai pukul 04:00 – 04:30, dan perjalanan dari hotel menuju tempat untuk melihat matahari terbit membutuhkan waktu sekitar 30 menit perjalanan dengan menggunakan Jeep.

Selengkapnya...

Maratua: Tepian Surga di Indonesia

Dibuat pada Kamis, 11 Agustus 2016

Penulis : Anggrita Yusanti

Kala itu 29 April-11 Mei 2016 saya bersama Students Research and Development Team (SR&DT) ITS, beruntung memiliki kesempatan berharga untuk mengunjungi salah satu surga yang terletak di tepian negara  Indonesia, Pulau Maratua. Sebelum mengunjungi Pulau Maratua, kami berlabuh selama 5 hari di kota Berau. Selama 5 hari tersebut, kami mempelajari bagaimana kehidupan disana dan mencoba beradaptasi dengan sejumlah perbedaan dari keseharian kami ketika di Jawa. Sungguh kami melihat begitu berbedanya gaya hidup warga lokal Berau dengan di Surabaya. Di Surabaya, tak pernah kami melihat jalan raya sesepi di Berau. Selain itu, perbedaannya dengan Jawa ialah biaya hidup yang ditanggung penduduk Berau lebih tinggi dibanding dengan penduduk di Surabaya. Walaupun begitu, sebagian besar warga disini sangat ramah, suka menolong, dan gemar sekali dalam bercerita. Aksen bahasanya yang unik menggelitikku untuk digunakan dalam keseharian.

Selengkapnya...

Kunjungan Ketiga SR&DT ke Pulau Poteran, September 2015

Dibuat pada Jumat, 25 September 2015
Pada 20 September 2015, SR & DT Batch 2 Poteran mengunjungi pulau Sumenep dan Poteran untuk ketiga kalinya. Kali ini, tim mengunjungi pabrik Carrageenan di Sumenep, Industri Moringa lokal di Bluto, dan lahan pertanian kelor (Kelompok Dua lahan petani).

Studi Kelayakan Pabrik Carrageenan

Pabrik carrageenan ini didirikan oleh pemerintah daerah, namun pabrik yang belum beroperasi sejak 2012. Tim bertujuan melakukan analisis kelayakan pengoperasian pabrik karena harga rumput laut yang diproses dalam bentuk carrageenan lebih tinggi (mencapai Rp 1.000.000,- / 100 gram). Di dalam pabrik, terdapat kantor, gudang, ruang boiler, rumah pompa, ruang pengolahan dan fasilitas pengolahan limbah. Divisi Teknik dari tim bertugas memeriksa kinerja mesin dalam ruangan pengolahan dan boiler serta pompa. Satu-satunya mesin yang dapat dioperasikan adalah humidifier. Mesin-mesin lain seperti crusherpressing, dan mesin kompresor udara berada dalam kondisi baik, namun tidak terdapat pasokan listrik yang cukup untuk pengoperasiannya. Berdasarkan hasil pengamatan, pabrik tersebut siap untuk dioperasikan namun dibutuhkan beberapa renovasi bangunan serta tambahan pasokan listrik.

Warehouse of Carrageenan Cluster FactoryBoiler room of Carrageenan Cluster FactoryPumphouse of Carrageenan Cluster Factory

Processing Room of Carrageenan Cluster FactoryWaste water treatment facility

 

Industri Moringa lokal

Peeling Moringa Leaves

Bluto adalah salah satu daerah yang dikenal sebagai daerah Industri Moringa lokal yang mampu menghasilkan 1 ton / bulan. Ketika kami mengunjungi lokasi, kami menemukan cara panen dan proses pemisahan daun kelor secara tradisional oleh sekelompok pekerja lokal.
 
Proses yang dilakukan tidak memiliki standar, tidak higienis dan tidak sesuai dengan standar internasional. Oleh karena itu, SOP internasional (Standard Operating Procedure) harus diterapkan untuk memenuhi standar kualitas ekspor.

 

Selengkapnya...

Kunjungan Hari Kedua SR&DT Batch 2 Pulau Maratua

Dibuat pada Rabu, 01 Juli 2015

Desa Teluk Harapan, Maratua

Hari kedua pelaksanaan SIDI SR&DT Goes To Maratua diawali dengan sarapan bersama di Nabucco Resort di Pulau Nabucco pada pukul 07.30 WITA. Penelitian kami dimulai pada pukul 09.00 di Desa Teluk Harapan. Target yang akan dicapai hari ini adalah mencari informasi dan data mengenai sumber energi, desain homestay, transportasi, dan pariwisata. Kami bersebelas yang terdiri dari 5 mahasiswa dan 6 dosen dari ITS dan Wismar, berangkat menggunakan speedboat menuju Desa Teluk Harapan.

Bangunan pertama yang akan ditemukan diTeluk Harapan ialah Mesin Pembuat Es Batu yang diberikan oleh Kementrian Riset dan Teknologi sejak tahun 2003 yang tidak digunakan oleh masyarakat karena keterbatasan listrik 

Pemakaian Kendaraan roda dua pun sudah cukup banyak, begitu juga dengan kendaraan roda 4 / pick up yang ada di Teluk Harapan. Banyaknya pemakaian roda dua dikarenakan anak-anak SMP dan SMA harus menempuh jarak 8 km atau membutuhkan waktu 30 menit untuk mencapai sekolah di desa Payung-Payung.

Transportasi diMaratua

Beberapa kemajuan diTeluk Harapan adalah sudah adanya puskesmas dan juga mobil ambulans.Letak Kepolisian, Puskesmas,  Balai Desa dan Kantor Kepala Desa pun saling berdekatan dan berada disatu titik lokasi diTeluk Harapan.

 

Kantor Polisi, Kecamatan, Kantor Kepala Desa dan Puskesmas yang berpusat disatu lokasi di Teluk Harapan

Kami juga mengunjungi kantor kecamatan yang berada di Teluk Harapan untuk mengumpulkan data-data di Maratua.

 

 

Berikut merupakan jumlah data penduduk dikecamatan Maratua. Dimana Maratua terdiri dari 4 desa yaitu Teluk Harapan yang merupakan pusat dari Pulau Maratua dan merupakan pusat sumber air diMaratua, lalu Teluk Alulu dimana desa ini kekurangan sumber air , lalu Payung-Payung dimana lokasi SMP-SMA diMaratua dan banyak terdapat ressort dan homestay, dan terakhir yaitu Bohe Silian yaitu Pusat Kerajinan Tangan.

Data Penduduk Maratua

Untuk Homestay yang dikembangkan oleh masyarakat sendiri harga bekisar Rp 100.000-250.000/kamar. Berikut merupakan contoh homestay diTeluk Harapan. Dan juga terdapat losmen dengan fasilitas AC diTeluk Harapan.

Homestay Deka yang dekat dengan Pantai

Para masyarakat diTeluk Harapan sangat terbuka dan ramah. Masyarakat Maratua di Teluk Harapan juga siap untuk menerima para wisatawan lokal maupun internasional.

created by : Devi Samosir