SIDI Workshop
Sustainability seems to be a catching word phrase these days. It is an increasingly popular issue to be addressed. It is both necessary and challenging.
Secondly the nature of Indonesia with thousands of islands, we have not paid attention at their issues accordingly. We failed to elevate/highlight them proportionally. We, Sustainable Island Development Initiatives (SIDI) conduct an array of multidisciplinary research programs in collaboration with industry, government, and universities to contribute in addressing small island challenges in the hope to manifest it into wealth of the population in a sustainable way.
Student Research and Development Teams for Small Islands (SR & DT) is a research program between Wismar University of Applied Sciences and Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) funded by the German Academic Exchange Service (DAAD) since 2013. Within this program two teams of students of various disciplines from Germany and Indonesia conduct a research on Maratua island (Berau, East Kalimantan) and Poteran island (Sumenep, East Java).
Maratua island is an island in Makassar Strait with huge marine diversity and very popular marine touristic destination. This island is surrounded by some 14 tiny islands where resorts heve been built and are in operations. The population in the main island Maratua face huge challenges in nearly all aspects of life, from energy, healthcare, education, environment till transportation.
Poteran island is located eastern off Sumenep district. The island has huge potential for moringa oliviera and seaweed cultivation and processing. The research is designed to help monitize the above potential through developing organic moringa oliviera and seaweed farming and processing complying international standards.
Objectives of Workshop
The purpose of Workshop is to diseminate the results of the research in the past three years. The goal is to highlight the importance of developing small islands in a sustainable way. The Workshop serves also as dialogue platform to raise the awareness and to elevate the small island issues to a new height.
Agenda
1. The event will be held:
Day/ Date : Wednesday, 30 November 2016
Venue : Hotel MAJAPAHIT, Jalan Tunjungan 65, 60275 Surabaya
2. Rundown:
- 13.00-14.00 : Registration & Coffee
- 14.00-14.15 : Opening
- 14.15-16.00 : Sesion 1
· Prof. Eko Budi Djatmiko
· Prof. Norbert Gruenwald
· Keynotes Speakers
- 16.00-16.30 : Coffee & Tea break
- 16:30-18:15 : Sesion 2
· SIDI Strategy & Perspectives (Yogya message, profile)
· Research Results by SR&DT batch 3 students (Maratua & Poteran)
· Industry voice / views (ID& DE)
- 18:15-18:30 : Closing
- 18.30 : Dinner
Kunjungan Ke Gunung Bromo dan Galangan Kapal
Rangkaian SIDI Week September berakhir dengan mengunjungi Gunung Bromo dan galangan kapal yang memproduksi perahu nelayan dengan menggunakan bahan fiber. Perjalanan menuju Gunung Bromo dimulai pada jam 18:00 dari jurusan Teknik Perkapalan kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Berhenti sejenak untuk makan malam bersama di restoran Tempo Doloes dan perjalanan dilanjutkan untuk menuju hotel tempat kami beristirahat. Kami tiba di hotel pada pukul 00:30 dini hari, lokasi hotel kami sudah masuk dalam kawasan Bromo sehingga suhu udara terasa dingin. Kisaran suhu di Bromo pada musim kemarau adalah 5 – 6 derajat Celcius namun pada saat musim hujan suhu akan terasa sedikit lebih hangat. Menyaksikan matahari terbit adalah hal yang sangat ditunggu bagi para wisatawan ketika berkujung ke Gunung Bromo dan sudah bukan menjadi rahasia bahwa pesona Gunung Bromo adalah salah satu yang terindah di dunia.
Matahari terbit dapat disaksikan wisatawan mulai pukul 04:00 – 04:30, dan perjalanan dari hotel menuju tempat untuk melihat matahari terbit membutuhkan waktu sekitar 30 menit perjalanan dengan menggunakan Jeep.
Maratua: Tepian Surga di Indonesia
Penulis : Anggrita Yusanti
Kala itu 29 April-11 Mei 2016 saya bersama Students Research and Development Team (SR&DT) ITS, beruntung memiliki kesempatan berharga untuk mengunjungi salah satu surga yang terletak di tepian negara Indonesia, Pulau Maratua. Sebelum mengunjungi Pulau Maratua, kami berlabuh selama 5 hari di kota Berau. Selama 5 hari tersebut, kami mempelajari bagaimana kehidupan disana dan mencoba beradaptasi dengan sejumlah perbedaan dari keseharian kami ketika di Jawa. Sungguh kami melihat begitu berbedanya gaya hidup warga lokal Berau dengan di Surabaya. Di Surabaya, tak pernah kami melihat jalan raya sesepi di Berau. Selain itu, perbedaannya dengan Jawa ialah biaya hidup yang ditanggung penduduk Berau lebih tinggi dibanding dengan penduduk di Surabaya. Walaupun begitu, sebagian besar warga disini sangat ramah, suka menolong, dan gemar sekali dalam bercerita. Aksen bahasanya yang unik menggelitikku untuk digunakan dalam keseharian.
Tim SIDI Paparkan Pengembangan Maratua
Pulau Maratua menjadi salah satu destinasi wisata bahari unggulan yang kini terus dikembangkan Pemkab Berau. Penataan kawasan ini dilakukan sejak dini. Salah satu dengan kerja sama dengan Institut Teknologi Surabaya (ITS) dan Wismar University Jerman, yang melakukan riset dengan program Sustainable Island Development Initiatives (SIDI).
Di hadapan Bupati Berau Muharram dan Wakil Bupati Agus Tantomo, tim SIDI memaparkan hasil riset yang telah dilaksanakan sejak 2012 lalu, di ruang rapat Kakaban Setkab Berau, Rabu (11/5).
Tim yang terbagi dalam beberapa kelompok mempresentasikan program pengembangan kawasan Pulau Maratua dari berbagai sektor. Mulai pemberdayaan masyarakat, ekonomi, maupun pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan, serta pemanfaatan potensi yang ada. Tim SIDI juga telah membuat desain pengembangan home stay yang ramah lingkungan untuk bisa diwujudkan di beberapa kampung di pulau wisata ini.
Presentasi & Panggang Ikan
2 April 2016. Ruang SIDI di Gedung LPPM lantai dasar diselenggarakan beberapa kegiatan yaitu presentasi Batch 3 SR&DT untuk kedua pulau, Maratua dan Poteran. Jam 13:00 dimulai dengan presentasi Tim Poteran. Lalu dilanjutkan dengan tim Maratua.
Jam 15:00 persiapan panggang ikan dan daging, salad buah dan sayuran mulai disiapkan. Sementara itu, di dalam ruang rapat, diskusi masih berlangsung dengan supervisor, Dr. Wolfgang Busse, Dr. Endry N. Prasetyo, Dr. Setyo Nugroho dan Prof. Eko Budi Djatmiko. Penanaman pohon kelor dan acara panggang-memanggang juga dimulai. Kami sangat bergembira acara santap malam dengan berbagai menu panggang ini dihadiri sejumlah alumni batch 1 dan 2.